IPNU-IPPNU
IPNU-IPPNU merupakan Organisasi Badan Otonom Nahdlatul Ulama, dan bagian tak terpisahkan dari Organisasi Kemasyarakatan Pemuda. Sebagai organisasi Banom, IPNU-IPPNU dituntut senantiasa mengembangkan dan meningkatkan peran serta fungsinya sebagai pelaksana kebijakan NU yang berkaitan dengan kelompok masyarakat pelajar, santri, mahasiswa dan remaja sebagai basis keanggotaannya. Ada beberapa aspek yang melatar belakangi berdirinya organisasi IPNU-IPPNU yaitu :
Aspek Ideologis yaitu Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan berhaluan Ahlus sunnah wal jamaah sehingga untuk melestarikannya perlu dipersiapkan kader-kader yang nantinya sebagai penerus perjuangan NU dalam kehidupan beragama bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Aspek Paedagogis yaitu adanya keinginan untuk menjembatani kesenjangan antara pelajar dan santri serta mahasiswa di pendidikan umum dan pendidikan pondok pesantren.
Aspek Sosiologis yaitu adanya persamaan tujuan, kesadaran dan keikhlasan akan pentingnya suatu wadah pembinaan bagi generasi penerus para ulama dan penerus perjuangan bangsa.
Sebagai organisasi Banom dari NU, IPNU-IPPNU selalu meletakkan posisinya sebagai organisasi kader yang selalu meletakkan nilai-nilai dasar perjuangan Islam Ahluss sunnah wal Jamaah dalam setiap gerak langkahnya, dan secara otonomi memiliki kepentingan dan cita-cita serta peraturan perundang-undangan sendiri. Sehingga segala bentuk kebijakan dan pengembangan program IPNU-IPPNU harus selalu mempertimbangkan kebutuhan sendiri. Keadaan ini sedikit mengalami pergeseran dengan turunnya UU No. 8/1985 yang salah satu pointnya menyatakan bahwa selain OSIS dan Pramuka, di sekolah semua organisasi pelajar tak diakui maka IPNU-IPPNU merubah namanya dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama menjadi Ikatan Putra Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama menjadi Ikatan Putri-Putri Nahdlatul Ulama melalui Kongres Jombang tahun 1988. Keadaan ini tentunya membuat IPNU-IPPNU mengalami masa sulit, akibat represi dan tekanan negara yang luar biasa.
Perubahan nasional membawa perubahan suasana baru dalam berorganisasi di Indonesia. Akhirnya setelah melalui berbagai macam pertimbangan maka melalui Kongres Surabaya pada bulan Juli tahun 2003 IPNU kembali lagi ke khittohnya, yakni kembali lagi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.
HISTORIS IPNU-IPPNU
A. Periode Perintis
Munculnya organisasi IPNU-IPPNU bermula dari adanya jamiyah yang bersifat lokal atau kedaerahan yang berupa kumpulan pelajar, sekolah dan pesantren, yang semula dikelola oleh para Ulama. Contohnya jamiyah Dibaiyah.
Di Surabaya didirikan TSAMROTUL MUSTAFIDIN (1936). Selanjutnya Persatuan Santri Nahdlatul Ulama atau PERSANU (1939). Di Malang (1941) lahir PERSATUAN MURID NU. Dan pada saat itu banyak para pelajar yang ikut pergerakan melawan penjajah. Pada tahun 1945 terbentuk IMNU atau Ikatan Murid Nahdlatul Ulama. Di Madura (1945) berdiri IJTIMAUTH TOLABIAH dan SYUBBANUL MUSLIM, kesemuanya itu juga ikut berjuang melawan penjajah dengan gigih. Di Semarang (1950) berdiri Ikatan Mubaligh Nahdlatul Ulama dengan anggota yang masih remaja. Sedangkan 1953 di Kediri berdiri (PERPENU) Persatuan Pelajar NU. Pada tahun yang sama di Bangil berdiri Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPENU). Pada tahun 1954 di Medan berdiri Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Dari sekian banyak nama yang mendekati adalah IPNU yang lahir di Medan pada tahun 1954.
B. Periode Kelahiran
Gagasan untuk menyatukan langkah dan nama perkumpulan diusulkan dalam Muktamar LP Maarif pada 20 Jumadil Tsani 1373 H bertepatan 24 Februari 1954 M di Semarang. Usulan ini dipelopori oleh pelajar Yogyakarta, Solo dan Semarang yang terdiri Sofyan Cholil, Mustahal, Abdul Ghoni, Farida Achmad, Maskup dan M. Tolchah Mansyur. Dengan suara bulat dan mufakat dilahirkanlah organisasi yang bernama Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama ( IPNU ) dengan ketua pertama Rekan M. Tolchah Mansyur.
Pada 29 April 1 Mei 1954 diadakan pertemuan di Surakarta yang terkenal dengan pertemuan KOLIDA ( Konperensi Lima Daerah ) yang dihadiri Yogyakarta, Semarang, Surakarta, Jombang dan Kediri. Dalam konperensi ini ditetapkan PD/PRT dan berusaha untuk mendapatkan legitimasi/pengakuan secara formal dari NU.
Usaha untuk mencari legitimasi ini diwujudkan dengan mengirimkan delegasi pada Muktamar NU ke X di Surabaya pada 8-14 September 1954. Delegasi dipimpin oleh M. TOLCHAH MANSYUR, dengan beranggotakan 5 orang yaitu SOFYAN CHOLIL, M NAJIB ABDUL WAHAB, ABDUL GHONI dan FARIDA ACHMAD. Dengan perjuangan yang gigih akhirnya IPNU mendapatkan pengakuan dengan syarat hanya beranggotakan putra saja.
Pada 24 Februari 3 Maret 1955 IPNU mengadakan Kongres ke I di Malang. Bersamaan dengan itu di kota Solo, Remaja-remaja putri sedang mengadakan musyawarah dan menghasilkan organisasi Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama ( IPPNU ), tepatnya tanggal 8 Rajab 1374 H bertepatan dengan tanggal 2 Maret 1955 yang juga ditetapkan sebagai hari lahir IPPNU.
Dari Kongres ke I VI status IPNU-IPPNU masih menjadi anak asuh LP Maarif. Dan ketika Kongres ke VI di Surabaya pada 20 Agustus 1966, IPNU-IPPNU meminta hak Otonomi sendiri dengan tujuan agar dapat mengatur Rumah Tangganya sendiri dan dapat memusatkan organisasi ini ke Ibu Kota Negara.
Pengakuan otonomi diberikan pada muktamar NU di Bandung tahun 1967, yang dicantumkan dalam AD/ART NU Pasal 10 Ayat 1 dan ayat 9. Pada Muktamar NU di Semarang tahun 1979 status IPNU-IPPNU terdapat pada pasal 2 Anggaran Dasar NU.
PERIODE PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Serangkain Kongres IPNU-IPPNU yang pernah diselenggarakan dalam rangka lebih meningkatkan kualitas organisasi sebagai berikut:
Konggres I IPNU
Tanggal 24 Pebruari 3 Maret 1955 di Malang.
Terpilih sebagai ketua: M.THOLKHAH MANSYUR.
Lahirnya deklarasi berdirinya IPPNU dan terpilih sebagai ketua: UMROH MAHFUDHOH.
Kebijaksanaan:
Berpartisipasi aktif dalam penataan generasi muda (pelajar) sesuai dengan situasi politik negara.
Bersama-sama dengan LP Maarif bergerak membina sekolah-sekolah.
Mempersiapkan pembentukan wilayah-wilayah.
Konggres II IPNU
Dilaksanakan pada tanggal 1-4 Januari 1957 di Pekalongan.
Terpilih sebagai ketua: M.THOLCHAH MANSYUR.
Kebijaksanaan:
Pembentukan wilayah-wilayah.
Mengkaji keterikatan dengan LP Maarif.
Berpartisipasi dalam pembelaan negara.
Mempersiapkan berdirinya departemen kemahasiswaan.
Konggres I IPPNU
Dilaksanakan pada tanggal 16-19 Januari 1956 di Solo.
Terpilih sebagai ketua: UMROH MAHFUDHOH (Ny. Tolhah Mansyur).
Kebijaksanaan:
berpartisipasi aktif dalam penataan generasi muda (pelajar) sesuai dengan situasi politik negara.
Bersama-sama dengan LP Maarif bergerak membina sekolah-sekolah.
Mempersiapkan pembentukan wilayah-wilayah.
Konggres III IPNU II IPPNU
Dilaksanakan pada tanggal 27 31 Desember 1958 di Cirebon.
Terpilih sebagai ketua IPNU: Drs. M.THOLCHAH MANSYUR.
Terpilih sebagai ketua IPPNU: UMROH MAHFUDHOH.
Mendirikan Departemen Perguruan Tinggi.
Kebijaksanaan:
Mempersiapkan pembentukan cabang-cabang.
Berpartisipasi dalam pembelaan negara.
Mempersiapkan pembentukan CBP (Corp Brigade Pembangunan).
Konperensi Besar I
Dilaksanakan pada tanggal 17 April 1960 di Surabaya.
Lahirnya Deklarasi berdirinya PMII.
Beberapa rumusan tentang kondisi negara dan tanggung jawab IPNU-IPPNU sebagai generasi penerus.
Kongres IV IPNU III IPPNU
Dilaksanakan tanggal 11 14 Pebruari 1961 di Yogyakarta (DIY):
Terpilih sebagai ketua IPNU: M. Tolkhah Mansyur tetapi mengundurkan diri dan diganti/terpilih Drs. ISMAIL MAKI.
Terpilih sebagai ketua IPPNU: UMROH MAHFUDLOH MANSYUR
Kebijaksanaan:
Mempersiapkan pembentukan cabang-cabang.
Berpartisipasi dalam pembelaan negara.
Mempersiapkan pembentukan CBP (Corp Brigade Pembangunan).
Kongres V IPNU IV IPPNU
Dilakanakan tanggal 13 17 Juli 1963 di Purwokerto.
Terpilih sebagai ketua IPNU: Drs. ISMAIL MAKKY.
Terpilih sebagai ketua IPPNU: MAHMUDAH NAHROWI
Rekomendasi kepada pemerintah agar KH. Hasyim Asyari sebagai Pahlawan Nasional.
Kebijaksanaan:
Terbentuknya CBP IPNU - IPPNU.
Ikut terjun langsung dalam pembelaan negara.
Berkembangnya olah raga dan seni.
Kongres VI IPNU V IPPNU
Dilaksanakan tanggal 20 24 Agustus 1966 di Surabaya.
Bersamaan dengan dilaksanakan Porseni Nasional.
Terpilih sebagai ketua IPNU: ASNAWI LATIF, BA.
Terpilih sebagai ketua IPPNU: FAARIDAH MAWARDI.
Lahirnya Deklarasi IPNU IPPNU sebagai Badan Otonom NU.
Memindahkan sekretariat pusat dari Yogyakarta ke Jakarta.
Ikut terjun dalam pembersihan G 30 S/PKI di daerah-daerah.
Kongres VII IPNU VI IPPNU
Dilaksanakan tanggal 20 26 Agustus 1970 di Semarang.
Terpilih sebagai ketua IPNU: ASNAWI LATIEF, BA.
Terpilih sebagai ketua IPPNU: MAHSANAH ASNAWI LATIEF.
Kebijaksanaan:
Perkembangan politik praktis, sebagaimana saat ini Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi politik Praktis dan IPNU-IPPNU sebagai Badan Otonomnya.
Perkembangan pesat ada pada olahraga dan seni.
Kongres VIII IPNU VII IPPNU
Dilaksanakan tanggal 26 30 Desember 1976 di Jakarta (DKI Jaya)
Terpilih sebagai ketua IPNU: TOSARI WIJAYA
Terpilih sebagai ketua IPPNU: IDA MAWADDAH
Mengamanatkan pendirian Departemen Kemahasiswaan.
Kebijaksanaan: Kiprah IPNU - IPPNU di dunia politik mempunyai dampak negatif dan menghambat program pembinaan, khususnya di lingkungan sekolah dan kampus serta masyarakat bawah, meskipun di sisi lain memperoleh keuntungan.
Kongres IX IPNU VIII IPPNU
Dilaksanakan pada tanggal 20 24 Juli 1981 di Cirebon.
Terpilih IPNU: AKHSIN ZAIDI sebagai ketua dan S. Abdurrahman sebagai Sekretaris Jendral.
Terpilih IPPNU: TITIN ASIYAH TOHIR
Perkembangan IPNU-IPPNU mulai tampak menurun, sebagaimana perkembangan politik negara dan NU sebagai partai politik (PPP) serta mulai diberlakukannya UU No. 3 Tahun 1985 tentang Undang-Undang Organisasi Sosial Politik dan Undang-Undang No. 8 Tahun 1985 tentang Undang-undang Keormasan.
Kongres X IPNU IX IPPNU
Dilaksanakan tanggal 29 30 Januari 1988 di Jombang.
Terpilih sebagai ketua IPNU: Drs. ZAINUT TAUHID SAADY.
Terpilih sebagai ketua IPPNU: ULFAH MASFUFAH.
Menerima Pancasila sebagai satu-satunya azas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (azas organisasi).
Pada Kongres ini nama Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama diubah menjadi Ikatan Putra Nahdlatul Ulama
Pada Kongres ini nama Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama diubah menjadi Ikatan Putri-Putri Nahdlatul Ulama.
Kongres XI IPNU X IPPNU
Dilaksanakan tanggal 23 27 Desember 1991 di Lasem Rembang:
Terpilih sebagai ketua Drs. ZAINUT TAUHID ULFAH MASFUFAH.
Terpilih sebagai ketua ULFAH MASFUFAH.
Merekomendasikan kepada pemerintah untuk membubarkan SDSB.
Kebijaksanaan:
Pelaksanaan kegiatan IPNU tanpa keterkaitan dengan IPPNU begitu juga sebaliknya (dg. IPP)
Pelaksanaan kegiatan harus diteruskan pada struktur hingga ke bawah.
Kongres XII IPNU - XI IPPNU
Dilaksanakan tanggal 9 14 Juli 1996 di Garut.
Terpilih sebagai ketua IPNU: Drs. HILMI MUHAMADIYAH
Terpilih sebagai ketua IPPNU: Dra. SAFIRATUL MAHRUSOH
Kongres XIII IPNU XII IPPNU
Dilaksanakan tanggal 23-26 Maret 2000 di Maros, Makassar.
Terpilih sebagai ketua Drs. ABDULLAH AZWAR ANAS.
Terpilih sebagai ketua RATU DIAN HATIFAH, S.Ag.
Kebijaksanaan:
IPNU IPPNU melakukan reorientasi kepada pelajar, santri, pemuda dan mahasiswa.
Penambahan satu point dalam Citra Diri yaitu Wawasan Keterpelajaran.
Kongres XIV IPNU XIII IPPNU
Dilaksanakan tanggal 18-22 Juni 2003 di Asrama haji Sukolilo Surabaya, Jatim.
Terpilih sebagai ketua Mujtahidurridho SZ dari Kediri.
Terpilih sebagai ketua Siti Soraya Devi dari Jawa Barat.
Kebijaksanaan:
Lebih serius dalam mendampingi basis pelajar, santri dan mahasiswa dengan mengubah nama menjadi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama-Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.
Menuntut dicabutnya UU no 8 1984.
Kongres XV IPNU XIV IPPNU
Dilaksanakan tanggal 09-12 Juli 2006 di Asrama haji Pondok Gede Jakarta.
Terpilih sebagai ketua IPNU Idy Muzzayad dari Yogyakarta.
Terpilih sebagai ketua IPPNU Wafa Patriya Umma dari Jombang.
Kebijaksanaan:
Lebih serius dalam mendampingi pelajar dengan menembus sekolah-sekolah Maarif untuk didirikan komisariat.
Penyempurnaan Konsep kaderisasi
Kongres XVI IPNU XV IPPNU
Dilaksanakan tanggal 18-23 Juni 2010 di PonPes Al-Hikmah 2 Benda, Sirampong Brebes
Terpilih sebagai ketua IPNU Ahmad Syauqi dari Jawa Timur.
Terpilih sebagai ketua IPPNU Margaret dari Jawa Timur.
Kebijaksanaan:
Mendukung Pemilu dan pemerintahan yang damai
Kongres XVII IPNU XVI IPPNU
Dilaksanakan tanggal 30 November- 4 Desember 2012 di Asrama haji Palembang Sumatera Selatan.
Terpilih sebagai ketua IPNU Choirul Anam Haritsah dari Makasar.
Terpilih sebagai ketua IPPNU Farida Faichah dari Jawa Tengah.
Kebijaksanaan:
Fokus Pendidikan
Kongres XVII IPNU XVI IPPNU
Dilaksanakan tanggal 5-9 Desember 2015 di Asrama haji Sukolilo Boyolali Jawa Tengah.
Terpilih sebagai ketua IPNU Asep Irfan Mujahid dari Jawa Barat.
Terpilih sebagai ketua IPPNU Puti Hasni dari DKI Jakarta.
Kebijaksanaan:
Fokus Pendidikan dan aksi anti terorime dan perpecahan bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar